Dunia maya adalah kehidupan ke dua bagi para remaja masa kini. Mereka terlahir di zaman digital. Sedari lahir telah tersentuh dengan berbagai teknologi canggih. Bertambah usia, maka bertambah pula penggunaan media sosialnya. Tuntutan zaman mereka adalah: “eksis atau mati”. Ke arah mana kah pemanfaatan teknologi yang ada di tangan mereka?
Kekhawatiran umum pada masyarakat kini adalah potensi dua sisi yang dibawa serta teknologi ini: positif atau patologis.
Buku Zheng, Burrow-Sanchez & Drew (ed)(2010) menjelaskan dinamika komunikasi sosial dan perilaku remaja di dunia maya. Buku ini merupakan kumpulan tulisan akademik dari beberapa ahli, yang memberikan pemahaman mendalam mengenai penggunaan internet oleh para remaja. Pembahasan dalam buku ini menekankan pada beberapa aspek seperti bidang perkembangan sosial dan kognitif, karakteristik komunikasi, modus komunikasi, efek patologis dan tentu saja aspek protektif apa saja yang dapat ditempuh.
Secara sederhana, per-bab buku ini membahas sebagai berikut:
Bab I menjelaskan pengaruh faktor-faktor sosial dan individual pada kebutuhan remaja dan dinamika perilakunya dalam komunikasi online.Kerangka konseptual dalam bab ini menjelaskan perilaku remaja secara online berkaitan erat dengan kebutuhan mereka dalam hal tuntutan perkembangan secara usia, kebutuhan sosial-psikologis, dan tentu saja kognitif.
Bab II menjelaskan dampak media internet pada perilaku, hubungan sosial dan pandangan remaja pada dunia. ruang komunikasi yang semakin luas dan lebih kompleks. para remaja menggunakan dan menggabungkan penggunaan surat elektronik, forum-forum online terbuka, ruang obrolan, pesan singkat, hingga jejaring sosial. Penggunaan aplikasi internet untuk komunikasi dengan tujuan berbeda akan menentukan struktur dan isi komunikasi sosial dan asosiasi yang berbeda pula. Perbedaan ruang dan aplikasi juga akan membedakan motivasi di tiap penggunaan aplikasi tertentu dan pemahaman akan dampak dari masing-masing aplikasi tersebut, baik pada penggunaan jenis, ukuran dan kualitas hubungan maupun ikatan dan bagaimana dinamika dalam menciptakan memeliharanya.
Bab III menjelaskan dampak patologis dan adiktif dari penggunaan internet yang eksesif.
Bab IV menjelaskan proses pembentukan hubungan dalam dunia maya dalam dua konteks, yaitu perkembangan kognitif dan psikososial dengan bagaimana karakteristik teknologi internet. berbagai penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan internet pada remaja bertujuan untuk mendukung hubungan yang secara offline sebelumnya telah ada dan penggunaan yang berkaitan dengan pembentukan suatu hubungan yang lebih dekat. Bagi remaja yang membentuk suatu hubungan secara online, mereka menganggap bahwa hubungan tersebut sebagai sebuah hubungan yang dekat atau romantis, tetapi bila dikomparasikan berdasarkan berbagai dimensi hubungan maka kualitas hubungan tersebut sebenarnya lebih lemah dibandingkan hubungan yang terbentuk secara offline.
Bab V menjelaskan proses pembentukan identitas sosial remaja yang dipengaruhi oleh internet. pendekatan teoritis yang digunakan untuk memahami peran internet dalam pembangunan identitas seksual remaja. Peranan internet dalam proses sosialisasi seksual remaja dan perkembangan identitas harus mengikutsertakan neurosains (dalam hal ini adalah belahan otak tertentu) remaja dan sifat unik internet sebagai sumber informasi dan sebagai penyedia jejaring sosial.
Bab VI khusus membahas tentang aspek hukum terkait jejaring sosial dengan remaja (dalam bahasan ini adalah ‘Second Life’). Aspek-aspek hukum yang diidentifikasi oleh penulis ada empat, yaitu pertama, hubungan aturan sekolah yang tidak bertentangan dengan kebijakan publik akan tetap dijaga; kedua, peraturan maupun kurikulum sekolah yang bertentangan atau tidak sejalan dengan misi nasional pendidikan sekolah dasar akan tidak dijamin oleh pemerintah; ketiga, pesan-pesan yang dibuat di luar institusi sekolah; keempat, tindakan yang menyebabkan maupun berpotensi dapat menyebabkan gangguan serius (‘ancaman serius’) akan tidak dilindungi oleh pemerintah.Dalam bab ini, penulis memaparkan pentingnya peran sekolah dalam pendidikan tentang kesopanan, kebebasan berbicara, gangguan, ancaman, dan bagaimana penggunaan komputer yang tepat.
Bab VII memebahas mengenai aspek peraturan yang melindungi anak-anak dalam penggunaan internet. Peraturan ini mengakibatkan turunnya angka penggunaan internet oleh anak-anak, tetapi di pihak lain tanpa menaikkan pemahaman anak mengenai pengetahuan keamanan dalam penggunaan internet.
Bab VIII menjelaskan perbedaan konstruk-konstruk diantara remaja dan anak-anak kemudian mempengaruhi perilaku sosial online mereka (seperti pesan singkat, permainan online, dan partisipasi mereka dalam forum tertentu). Ciri-ciri kepribadian seperti persepsi atas rasa sepi hingga fgratifikasi identitas usia, bersama dengan motif penggunaan internet, efek internet pada perilakudan dukungan sosial yang dipersepsikan, merupakan bidang penelitian yang belum banyak dibahas.
Bab IX berfokus pada interaksi anatara jejearing sosial dengan penggunaan komputer oleh remaja. perhatian utama ditujkan pada pertanyaan ‘apakah penggunaan komputer secara eksesif akan membuat pengguna mengisolasi diri. Kehidupan interpersonal dan aktivitas komputer pada remaja awal saling mempengaruhi penguatan pola perilaku yang menurunkan kemungkinan perilaku berisiko pada tingkat yang jauh lebih besar daripada keterlibatan orangtua secara langsung. Bab ini juga memberikan saaran untuk para orang dewasa untuk bertanggung jawab pula dalam fokus energi, dan upaya untuk mendukung penggunaan kom puter yang sesuai hingga mempromosikan perilaku pro-sosial remaja di dunia online.
Bab X membahas mengenai faktor-faktor protektif yang dapat digunakan oleh orang tua untuk menjaga remaja agar aman saat menggunakan internet.
Bab XI mengeksplorasi tentang peran remaja (generasi tahun 2000-an) dalam kepentingan publik atau bagaimana penggunaan jejaring sosial dalam tanggung jawab sosial. temuan dari pembahasan bab ini adalah ternyata para remaja menggunakan jejaring sosial untuk mengambil tindakan sosial hingga politik, terlibat dalam usaha kewirausahaan dan mengadakan promosi ajakan kegiatan amal dan donasi.
Bab XII membahas tentang cyberbullying. cyberbulying sendiri memrupakan sebuah fenomena yang sedang merebak di kalangan remaja dan dewasa muda baik sebagai korban maupun sebagai pelaku tindakan melecehkan maupun mengancam melalui penggunaan teknologi seperti email, komunitas internet, jejaring sosial, ruang chat maupun telepon sesluler. fenomena ini sangat berkembang di negara-negara yang berteknologi tinggi seperti Amerika Utara, Eropa dan Asia. Bab ini membahas karakteristik dan kerangka teoritik yang menjabarkan apa dan bagaimana cyberbulying termasuk statistik kasus di dunia, latar belakang dan ciri pelaku dan bagaimana peranan orangtua.
Bab XIII membahas tetnang miskonsepsi terhadap generasi digital. Banyak anggapan bahwa generasi digital belajar dengan cara yang berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih tua maupun anak yang belum terpapar komputer. Bab ini memberikan tentang bagaimana mengembangkan kreativitas baik dalam lingkungan tradisional maupun lingkungan digital.
Bab XIV membahas tentang perkembangan bahasa anak, ditinjau dari penggunaan ruang chat. Bagaimana ruang chat sebagai media komunikasi dua arah secara real time sering digunakan terhadap perkembangan kemampuan bahasa remaja.
Buku:
Zheng. R., Burrow-Sanchez. J. & Clifford., D. 2010. Adolescent Online Social
Communication and Behavior: Relationship Formation on the Internet. Hershey: ISR.
Leave a Reply